Ada yang menarik dari buku ini. Pada halaman 6, 7 dan 8 kita
melihat ada tiga tarombo. Pertama Tarombo Tuan
Sorba Di Banua; Kedua Tarombo Ompu
Somba Debata Raja Siahaan dan ketiga Tarombo Ompu Raja Pangahut Tua Siahaan.
Pada Tarombo Ompu
Somba Debata Raja Siahaan di halaman tujuh; yakni pada tarombo mengikuti keterangan Siahaan Lobu Siregar. Di situ
tercantum nama OR. Rumbi.
“Bukankah itu nama ompung kami ?” kataku dalam hati. “Nama
yang sering kami sebut-sebut bila ada yang bertanya siapa ompung kami. Tapi waktu
itu belum ada yang mengetahui atau mengenalnya”, kenangku. Berulang
kali ku pandang tarombo itu, dan kini yang tertinggal rasa syukur atas kemurahan
Tuhan memenuhi diri.
Dalam kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada Punguan Pomparan ni Ompu
Raja Pangahut Tua Siahaan dohot Boruna Se Jabodetabek yaitu kepada Tim
Sejarah; Guru Ferdinand Siahaan di
Lobu Siregar Siborong-Borong dan Drs.
PH. Siahaan. Terlebih kepada para Pengurus; Charles H.M. Siahaan selaku Sekretaris Umum; ST. Drs. Togi P. Siahaan selaku Ketua Umum serta St. Drs. DA. Siahaan Msi. selaku
Penasehat maupun selaku Ketua Umum periode sebelumnya. Dan kepada seluruh
kerabat yang terlibat sehingga buku “Punguan
Pomparan ni Ompu Raja Pangahut Tua Siahaan dohot Boruna Se Jabodetabek – 2007” ini
terwujud.
Kami menyadari bahwa upaya penelusuran tarombo OR. Rumbi Siahaan ibarat “Membangkitkan
batang terendam”. Pekerjaan yang tak seorangpun dapat memprediksi kapan
selesainya; dan di sisi lain penelusuran ini menuntut ketekunan dan
kebijaksanaan dengan berpedoman pada“manat
mardongan tubu”. Mauliate dan terima kasih.
Tuhan memberkati kita.
Slamat Siahan - Sunter Jakarta