Senin, 21 Maret 2016

OMPU DATU GORAT SIAHAAN





Ompung kami - Datu Gorat Siahaan - sundut 10; hidup dipertengahan sampai akhir abad XIX. Yakni hidup pada zaman Si Singamangaraja XII yang menjadi raja pada tahun 1867.  Pada zaman-nya itu, di tano Batak terjadi peristiwa Perang Batak (1878-1907).  Si Singamangaraja XII yang lahir pada tahun 1849 di Bakkara, Tapanuli, tewas dalam perang pada tahun 1907.  

Begitu pula Ompung kami Datu Gorat Siahaan; kami keturunannya  hanya mendengar bahwa beliau tewas terbakar. Makamnya tak ada dan huta yang terbakar itu kini berupa sawah.  Kami tidak tahu apakah ada kaitannya dengan perang Batak - Belanda melakukan strategi "bumi-hangus" bagi mereka yang tidak mau menyerah. 

Datu Gorat Siahaan tinggal di Silindung, beristri boru Panggabean dan dikaruniai lima anak. Anak pertama bernama Simon,  anak kedua Petrus,  anak ketiga Madjaman, anak keempat Yohannes dan anak kelima Jadiaman.

Anak keempat itulah Guru Yohannes yang tercatat dalam buku Tarombo taringot tu partording ni partubu ni pinompar ni Radja Sibagot ni Pohan: dohot rimpun ni partalianna tu pomparan ni Tuan Sorba Dibanua karya Mangaraja Asal - di halaman 177 mengikuti Siahaan Lobu Siregar yang tertulis sebagai berikut;

... la pomparan ni Omp. Rumbi,  maringanan do di Lumban Siagian di Simarangkir, i ma halak guru Johannes Siahaan, guru na di Hephata nadjolo.”  


Sekian, salam dan hormat kami.